Kota Hujan pun Alami Kekeringan

Kota Hujan pun Alami Kekeringan
Suasana di halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (30/6). Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

Di Kecamatan Leuwisadeng, kekeringan melanda sejumlah titik. Antara lain, Kampung Leuwi Bengkok, Desa Sadeng. Sudah sepekan ini warga mengandalkan air sungai yang keruh untuk mandi, cuci, dan kakus.

Sumur-sumur di rumah mereka sudah mengering. ''Dipompa gak mau naik (air sumur). Jadi, ambil ke sungai buat mandi, cuci piring, cuci baju. Kalau buat masak, beli air galon,'' tutur Nanik Andriani, 28, warga Sadeng.

Di Ngawi, Jawa Timur, 52 ribu kepala keluarga (KK) harus bergelut dengan kekeringan.

Warga dari 45 desa itu harus berjuang ekstrakeras untuk mendapatkan air bersih.

Fenomena tersebut nyaris terjadi setiap musim kemarau. Termasuk tahun lalu ketika terjadi La Nina alias kemarau basah.

Bisa dibayangkan, kondisi tahun ini akan jauh lebih parah karena diprediksi terjadi El Nino.

''Kalau kemarau lebih panjang, kemungkinan bisa bertambah lagi (desa yang mengalami kekeringan, Red),'' kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Ngawi Eko Heru Tjahojono kemarin.

Kekeringan terparah terjadi di Ngawi wilayah barat, utara, dan timur.

Beberapa warga wilayah di Bogor sulit mendapatkan air bersih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News