KPK Harus Usut Rusaknya Bukti Suap Impor Daging Sapi
jpnn.com, JAKARTA - Rusaknya bukti kasus suap impor daging sapi yang diduga dilakukan oleh dua Penyidik KPK asal Polri, kini menjadi polemik dan menjadi perhatian publik.
Pasalnya, kasus ini mencuat ke publik 3 hari setelah Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian menerim gelar Profesor dan Guru Besar dari Perguruan Tinggi Ilmu Keposian (PTIK).
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak, pun mendesak KPK untuk mengusut masalah ini secara hukum.
"Itu harus diungkap ya, hilangkan barang bukti kan sudah jelas tindak pidana ya, jadi harus diusut secara pidana," ungkap Dahnil saat dihubungi, Senin (6/11).
Sebagaimana diketahui, KPK telah mengembalikan dua penyidik kepada kepolisian, yaitu AKBP Roland Rinaldy dan Kompol Harun kepada Polri, lantaran keduanya memghapus nama petinggi kepolisian yang menerima aliran suap kasus impor daging sapi, dalam salah satu dokumen yang diperoleh KPK dalam kasus tersebut.
Lebih lanjut, sahabat Novel Baswedan ini pun mendesak KPK untuk mengusut dan memanggil semua pihak yang diduga terlibat dalam kasus ini, termasuk Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Harus (panggil Kapolri). Kalau ada tindak pidana, siapapun yang terlibat kan harus dipanggil," tegasnya.
Menanggapi isu/ dugaan aliran dana suap impor sapi yang masuk ke rekening Tito, Dahnil enggan berkomentar lebih jauh namun tetap meminta dugaan tersebut tetap di usut.
Rusaknya bukti kasus suap impor daging sapi yang diduga dilakukan oleh 2 Penyidik KPK asal Polri, kini menjadi polemik dan menjadi perhatian publik.
- 5 Berita Terpopuler: Pengangkatan Honorer Mendesak, SK PPPK Setara PNS, Sama-Sama Harus Loyal dan Berintegritas
- Usut Kasus Investasi Bodong, KPK Bakal Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih
- KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru terkait Kasus Korupsi Amarta Karya
- Usut Kasus Korupsi, KPK Panggil Senior Vice President Investasi PT Taspen
- Bea Cukai dan BNN Bersinergi Tekan Peredaran Gelap Narkotika di Jateng, Ini Hasilnya
- Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu-Sabu Hasil Penindakan pada Awal Maret