KPU: Sejak Pemilu 2014, Rekapitulasi Suara Tidak Lagi di Hotel

KPU: Sejak Pemilu 2014, Rekapitulasi Suara Tidak Lagi di Hotel
Kantor KPU. Foto: JPG/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pramono Ubaid menyebut rekapitulasi suara pemilihan umum (Pemilu) 2019 tidak akan dilakukan di hotel. KPU akan menghitung suara di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.

"Rekapitulasi penghitungan suara itu sudah tidak lagi di hotel, tetapi di kantor KPU," kata Pramono di Jakarta, Rabu (27/3).

Pramono mengakui, KPU pernah melakukan rekapitulasi suara di hotel ketika pemilu 2004 dan 2009. Namun, kebiasaan itu telah berubah sejak pemilu 2014. Penghitungan surat suara selalu dilakukan di kantor KPU.

Selain berbicara tempat penghitungan, Pramono menyinggung tentang program KPU yang dinamakan Sistem Informasi Penghitungan Suara atau Situng.

Dia mengatakan Situng bukan pengumuman resmi hasil pemilu. Program itu hanya sebagai alat bantu menjaga transparansi dan informasi supaya masyarakat bisa cepat mengetahui hasil sementara penghitungan suara. "Kalau hasil resmi tunggu pengumuman dari KPU," kata Pramono.

(Bacalah: Tak Mau Rekap Suara Pemilu di Hotel Borobudur, Amien: Banyak Jin, Banyak Genderuwo)

Sebelumnya, Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno Amien Rais meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengevaluasi lokasi pusat tabulasi suara Pemilu 2019. Ketua MPR RI 1999-2004 itu tak mau KPU menggelar rekapitulasi suara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Amien mengaku punya alasan kuat yang mendasarinya menolak rekapitulasi suara Pemilu 2019 di Hotel Borobudur. Menurutnya, banyak jin dan genderuwo di hotel yang berlokasi di dekat Lapangan Banteng, Jakarta Pusat itu. "Selain DPT (daftar pemilih tetap, red) harus segera dibenahi, besok perhitungan hasil pemilu jangan pernah di Hotel Borobudur. Banyak jin, banyak genderuwo di sana," kata Amien di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/3). (mg10/jpnn)


KPU pernah melakukan rekapitulasi suara di hotel ketika pemilu 2004 dan 2009. Namun, kebiasaan itu telah berubah sejak pemilu 2014.


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News