Kran Impor Ikan Bakal Dibuka

Kran Impor Ikan Bakal Dibuka
Kran Impor Ikan Bakal Dibuka
JAKARTA – Sebanyak 20 perusahaan eksportir produk perikanan di Indonsia masih menghadapi kendala bahan baku. Hal itu membuat produksi pabrik pengolahan belum maksimal dan hanya bisa memenuhi 50 persen dari kebutuhan. Demikian yang diungkapkan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut Parulian Hutagalung.

Sementara untuk menggenjot nilai ekspor produk perikanan, pemerintah akan memberikan izin impor bahan baku. "Importasi ikan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan pengolahan dalam negeri," kata Saut.

Pria berdarah Batak tersebut menjabarkan, untuk tahun ini saja diperkirakan impor ikan mencapai 600.000 ton.  Hal itu lantaran produksi ikan dalam negeri baik dari perikanan tangkap ataupun budidaya tidak bisa mengejar cepatnya tingkat konsumsi dan bahan baku industri. "Hasil dari monitoring dan evaluasi kami belum lama ini,  setelah memberikan izin impor, kenaikan produki mencapai 70 persen," terangnya lagi.

Mantan Direktur Pemasaran Luar Negeri (P2HP) itu menambahkan, pihaknya sudah memberlakukan kebijakan importasi bahan baku.  "Sudah mulai dibuka sejak bulan ini," singkatnya. Bahkan, KKP telah memberikan izin impor bahan baku ikan untuk salah satu industri pengalengan sebanyak 6.000 ton. Selain itu, beberapa perusahaan pengolahan ikan di Indonesia juga mengimpor beberapa jenis ikan dari Eropa seperti ikan salmon dan chapelin untuk diolah lagi, kemudian diekspor lagi ke kawasan itu, dengan alasan biaya pengolahan dan gudang pendingin (cold storage) di Eropa yang semakin mahal.

 

JAKARTA – Sebanyak 20 perusahaan eksportir produk perikanan di Indonsia masih menghadapi kendala bahan baku. Hal itu membuat produksi pabrik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News