Kredit Masih Lambat, Utang Luar Negeri Meningkat

Sebaliknya, transmisi kebijakan moneter melalui pasar modal dengan penerbitan saham, obligasi, dan medium-term notes meningkat.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) di perbankan nasional pada kuartal ketiga 2016 tumbuh 3,2 persen atau melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada kuartal II sebesar 5,9 persen.
Perlambatan diperkirakan bersifat sementara karena dipicu penarikan dana masyarakat untuk pembayaran tebusan dalam rangka amnesti pajak.
BI meyakini dana masyarakat yang disimpan di perbankan akan kembali meningkat pada akhir tahun.
”Pertumbuhan kredit yang cukup tertekan di 2016 akan pulih pada kuartal II 2017. Pertumbuhan kredit 2017 kira-kira sepuluh persen hingga 12 persen dan DPK tumbuh 9–11 persen. Jadi, pertumbuhan kredit relatif baru betul-betul siap pada akhir kuartal II 2017,” terang Agus.
Di sisi lain, kondisi makroekonomi cukup baik dengan jumlah utang luar negeri (ULN) yang masih dalam kategori aman.
ULN Indonesia pada akhir kuartal III 2016 tercatat sebesar USD 325,3 miliar atau tumbuh 7,8 persen (yoy).
Berdasar kelompok peminjam, penarikan utang luar negeri pemerintah terlihat meningkat, sedangkan kredit korporasi menurun.
JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan baru akan melejit pada kuartal kedua tahun depan. Hal tersebut sejalan dengan proyeksi
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- GPFE 2025 Fasilitasi Kolaborasi Pemerintah dan Penyedia Produk Ber-TKDN
- Harga Emas Antam Hari Ini 5 Mei Naik Tipis, Jadi Sebegini Per Gram
- Deretan Perusahaan Ini Raih Penghargaan Top Corporate Social Responsibility of The Year 2025
- Sempat Turun, Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Stabil, Cek nih Daftarnya
- SLIK OJK Alat Bantu Bagi Bank, Bukan Penghambat Penyaluran Kredit