Krong-krong…Crong-crong, Lahirlah Musik Keroncong

Krong-krong…Crong-crong, Lahirlah Musik Keroncong
Koko Thole, satu di antara penggiat musik keroncong dalam sebuah acara. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SEJARAH musik keroncong bermula dari senandung rindu para pelaut akan daratan?

Laju-laju perahu laju…jiwa manis indung disayang…laaa…la la laaa la la la hoooo…

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Pendapat umum menyatakan, musik keroncong lahir di Kampung Tugu, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Dan meski lahir di Jakarta, keroncong lebih berkembang di Jogja dan Solo. 

"Berdasarkan data 2009 sedikitnya ada 90-an grup keroncong di Jogjakarta, dan 120-an di Solo," tulis Victor Ganap dalam buku Krontjong Tooegoe.

Buku setebal 281 halaman yang diterbitkan Badan Penelitian ISI Yogyakarta itu mengulas awal kelahiran musik keroncong, perkembangannya hingga perbedaan cengkak-cengkok keroncong di berbagai daerah. Ganap yang mulai meneliti keroncong sejak 1998 ini meyakini keroncong lahir di Kampung Tugu, Jakarta.

Jauh sebelum Victor Ganap, Bambang Roeseno telah lebih dahulu meneliti sejarah musik keroncong. Hanya saja, hasil penelitian tersebut belum sempat dibukukan lantaran si empunya karya “kena garis” menyusul peristiwa G30S 1965.

Meski sudah pindah kewarganegaraan, sesekali Bambang tetap berkunjung ke Tanah Air. Tempo hari, dalam sebuah kesempatan JPNN.com bermuka-muka dengan dia di Jakarta. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News