Krong-krong…Crong-crong, Lahirlah Musik Keroncong

Krong-krong…Crong-crong, Lahirlah Musik Keroncong
Koko Thole, satu di antara penggiat musik keroncong dalam sebuah acara. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Pria yang rambutnya sudah memutih tersebut memperlihatkan naskah hasil penelitiannya tentang sejarah musik keroncong.

Kelahiran musik keroncong, menurut dia, sangat dipengaruhi oleh kedatangan bangsa Portugis di Nusantara. 

"Pelaut-pelaut itu kerap memainkan alat musik di waktu senggang. Orang pribumi yang mendengarnya menyebut musik itu dengan nama krong-krong dan crong-crong, sesuai bunyi gitar dan ukulele,” begitu asumsi Bambang, yang di zaman revolusi belum selesai pernah dikirim Bung Karno belajar ke Jerman Timur melalui program Mahasiswa Ikatan Dinas (Mahid). 

"Pada abad 18, orang-orang mulai menyebut musik tersebut Keroncong Portugis," katanya.

Padahal, berdasarkan penelitian dia sendiri, orang Portugis tidak mengenal musik keroncong. 

“Di sana (Portugis--red) tidak ada musik keroncong. Di Portugis ada permainan musik tradisional fado, akan tetapi sangat berbeda dengan keroncong.”

Bambang termasuk orang yang meyakini bahwa keroncong lahir di Kampung Tugu, Jakarta. 

Regenerasi Mardijkers

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News