KTT G-20, RI Bela Kepentingan Nasional

KTT G-20, RI Bela Kepentingan Nasional
KTT G-20, RI Bela Kepentingan Nasional
Nah, ada perbedaan makna pertumbuhan antara G-20 dengan Indonesia. G-20 menganggap pertumbuhan hanyalah strong, balanced and sustainable growth. “Itu tidak cukup, harus ditambah kata inklusif atau dalam kalimat lain sustainable growth with equity," kata Presiden.

Kedua, Indonesia ingin mengulangi success story ketika dipandang dunia sebagai salah satu dari tiga negara selain China dan India yang bisa menjaga pertumbuhan positif dalam situasi krisis global, 2008-2009.

Sebagaimana diketahui, pada periode tersebut banyak negara kolaps dan mengalami pertumbuhan minus. Indonesia bisa membuktikan mampu bertahan di tengah situasi yang tidak menguntungkan. Hal yang sama terjadi sekarang ini, dimana tidak terjadi lay-off atau pengangguran besar-besaran di Indonesia, seperti yang terjadi di beberapa negara. Jika angka pengangguran di banyak kawasan berada pada kisaran 10% sampai 12%, maka Indonesia berhasil menekannya ke angka 6%. Bahkan kisah ekstrim terjadi di Spanyol, dimana pengangguran terdidik angkanya cukup menyeramkan, mendekati 40%.

Ketiga, keberhasilan  mengendalikan krisis 2008 salah satunya karena mendapat warning yg cukup, sehingga dapat mengantisipasi dan membangun opsi untuk menjaganya. Indikator-indikator yang bisa kita deteksi itu hasil dari interaksi kita dalam forum-forum internasional, seperti G-20. Dengan kesiapan menghadapi setiap perubahan, kita akan bisa mengubah krisis menjadi peluang.

JAKARTA -- Presiden SBY dalam kunjungan ke KTT G-20 di Los Cabos, Meksiko, 17-19 Juni 2012, menegaskan, Indonesia sangat berkepentingan dengan forum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News