Kualitas Udara di Jakarta Buruk, Bagaimana Kondisi di Bekasi?

Kualitas Udara di Jakarta Buruk, Bagaimana Kondisi di Bekasi?
Polusi udara

Pengukuran kualitas udara oleh pemerintah kota Bekasi dilakukan dalam dua periode masing-masing selama enam bulan sebanyak 16 kali pengukuran melalui laboratorium di 25 titik. Dia menghimbau kepada masyarakat Kota Bekasi untuk memperbanyak penghijauan sehingga pohon yang ada bisa mereduksi udara yang kotor.

Terpisah, Kabid Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menghimbau kepada warga Kota Bekasi untuk menjaga kesehatan dan jika perlu menggunakan masker.

”Panas, debu kegiatan pembangunan, polusi kendaraan itu yang cukup mengganggu kesehatan kita. makanya masyarakat di imbau tetap menjaga kesehatan makan-makanan yang bergizi dan keluar (rumah) jika perlu menggunakan masker,” ungkapnya.

Sementara itu buruknya kualitas udara juga terjadi di Kabupaten Bekasi. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan Hidup, Rosid Hardiana mengatakan, tingginya polusi debu disebabkan karena kondisi alam di Kabupaten Bekasi yang gersang.

”Dari hasil pemantauan, debu itu karena memang kondisi alamnya Kabupaten Bekasi demikian gersang. Debu terangkat, terbawa kendaraan yang melintas. Apalagi banyak juga kendaraan besar, serta sebagai daerah industri,” ujarnya, belum lama ini.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, baku mutu partikular debu yakni 230 mikrogram per meter kubik. Angka itu dihitung dari hasil pengukuran selama 24 jam pada satu titik.

Sedangkan, dari hasil pengukuran Dinas Lingkungan Hidup, debu atau total suspended particulate (TSP) telah mencapai angka 455 mikrogram. Pengukuran dilakukan di dekat pintu tol Cikarang Barat, tepatnya di bawah jembatan layang di Desa Pasirkonci Kecamatan Cikarang Selatan.

Peningkatan polusi debu pun terjadi di sejumlah titik lainnya, di antaranya di Pasar Serangbaru dengan angka 330,9 mikrogram serta di Pasar Cibarusah (259,9 mikrogram). Rosid mengatakan, dari hasil pemetaan, terdapat 13 titik yang menjadi lokasi pencemaran udara, terutama debu.

Berdasarkan indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI) di wilayah Bekasi mengalami kondisi buruk pada dini hari hingga pagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News