Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul

Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Rinciannya, insiden kerampokan di TP Sebabi sebesar Rp 336 juta lebih, TP Parenggean Rp 608 juta lebih, dan pencurian di TP Sampit dengan total nilai Rp 100 juta.

Kejadiannya tercatat pada periode 2013 hingga 2015. Anehnya, tak ada laporan ke Polres Kotim. Hal ini diperkuat ketika Radar Sampit mengecek ke SPKT Polres.

”Hal tersebut tentu aneh,” ujar Martha.

”Kemalingan uang sebanyak itu, tapi, kok tidak dilaporkan? Sulapan namanya,” lanjut perempuan berusia 70 tahun yang juga aktivis sekaligus mantan politikus Golkar itu dengan nada tinggi. Wanita yang rambutnya memutih seiring dengan usianya yang kian senja itu terlihat menahan amarah.

Berdasarkan dokumen pertanggungjawaban pengurus CU EPI yang diperoleh koran ini dari Martha, tertulis sejak 2007 – 2014, laporan pertanggungjawaban pengurus dalam kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tidak disajikan secara transparan kepada anggota lainnya.

”Tidak ada yang jujur sejak awal berdirinya CU EPI. Termasuk pengurus inti. Yang dilaporkan pengurus, selalu menyebut, koperasi dalam kondisi ideal dan tidak ada masalah. Tapi, jika dilihat dari analisis kesehatan lembaga, baru diketahui kalau CU EPI bermasalah,” ungkap Martha.

Dokumen itu menyebutkan, dari segi usaha yang dijalankan, dana CU EPI digunakan pengurus untuk berinvestasi dalam bidang perminyakan (SPBU), bahan kebutuhan pokok, dan pembelian hasil kebun karet.

Transaksi keuangan yang digunakan untuk beberapa usaha tersebut dilaporkan mencapai angka Rp 103 miliar.

Para korban CU EPI kerap berkumpul, bersilaturahmi silaturahmi, membahas upaya-upaya pengembalian dana miliaran rupiah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News