Kurikulum Merdeka Bikin Siswa Lebih Kreatif, Kolaborasi & Bernalar Kritis

Kurikulum Merdeka Bikin Siswa Lebih Kreatif, Kolaborasi & Bernalar Kritis
Keunggulan Kurikulum Merdeka di antaranya membuat siswa kreatif, kolaborasi, dan bernalar kritis. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).

Kurikulum ini menjadi salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru memilih format, cara, materi esensial, dan pengalaman apa yang ingin diajarkan.

Tentunya disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.

"Bagi siswa, Kurikulum Merdeka bisa mengeksplorasi potensi unik setiap individu yang selama ini terkungkung dengan materi," kata Zulfikri Anas dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) secara daring di kanal YouTube Kemendikbud RI yang dikutip Sabtu (19/2).

Zulfikri menyampaikan Kurikulum Merdeka diharapkan memberikan ruang seluas-luasnya bagi siswa dalam berkreasi dan mengembangkan diri.

Kemendikbudristek telah melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada berbagai pihak, meliputi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG), komunikasi dengan Dinas Pendidikan daerah, organisasi pendidikan, dan sebagainya.

Selain itu, informasi terkait Kurikulum Merdeka juga dapat diperoleh di laman kurikulum.kemdikbud.go.id

Pejabat dan sejumlah guru menyampaikan keunggulan Kurikulum Merdeka di antaranya membuat siswa kreatif, kolaborasi, dan bernalar kritis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News