Lacak Jejak Gamelan Kuno sampai ke Gresik

Lacak Jejak Gamelan Kuno sampai ke Gresik
Ki Sumarsam

Tentang gamelan di Gresik orang memang jarang tahu. Namun, Sumarsam memiliki bukti-bukti literatur yang menguatkan hal itu.  ’’Residen Gresik bernama De Groot dengan jelas menunjukkan dalam catatannya bahwa daerahnya adalah tempat produksi gamelan,’’ katanya.

   Bapak dua anak itu makin penasaran karena Gubernur Jenderal Inggris Sir Stamford Raffles juga pernah menyebutkan hal yang sama. Apalagi, literatur lain juga menyebut bahwa gamelan memang diproduksi di daerah-daerah pesisir seperti Gresik. ’’Makanya, gamelan kan sampai sekarang diproduksi di Semarang. Nah, Gresik itu juga disebutkan salah satunya,’’ kata suami Oerip Sri Maeni itu.

 Kunjungan ke Gresik kali ini, kata dia, memang bagian dari proyek penelitian dari liburan musim panas di kampusnya. Sebelum turun ke lapangan, dia mengumpulkan dokumen sejarah Belanda abad 18 hingga 19. Selain itu, Sumarsam pun menelusuri gamelan-gamelan kuno.

  ’’Itu yang sekarang sudah jarang (ditemui). Misalnya gamelan surapinggan, mataraman, pelog miring, dan sekaten,’’ katanya.

Gamelan-gamelan itu sudah mulai jarang terlihat. Padahal, adalah salah satu bagian penting dari karya budaya Jawa. Barang itu pula yang dicari saat bertandang ke GNI di Gresik. Sebab, menurut beberapa orang, beberapa gamelan kuno itu masih ada. ’’Katanya tersimpan di salah satu ruangan di GNI’’ ujarnya.

Sayangnya, ketika hendak melihat benda-benda itu, pintu gudang  terkunci. Yang membuat dia kecewa, seniman setempat mengatakan benda-benda tersebut tidak jelas rimbanya. ’’Ada yang bilang sudah sering dipakai berbagai pertunjukan. Ada yang campur sari, lalu apa gitu. Penjelasannya tidak jelas,’’ katanya. Sumarsam pun balik ke hotel tempatnya menginap tanpa hasil.

Soal gamelan, Sumarsam memang ahlinya. Maklum, sejak kecil dia sudah akrab dengan alat musik tradisional. Bahkan, ketika berusia delapan tahun, dia sudah ’’magang’’ di sebuah rombongan musisi tradisional di desa kelahirannya di Dander, Bojonegoro. ’’Sejak saya masih kanak-kanak, saya sudah biasa memainkan kendhang dan saron,’’ ungkapnya.

 Hal itu berlanjut saat berank remaja. Saat ’’merayakan’’ lulus SMP, dua bulan Sumarsam menabuh gamelan bersama rombongan kethoprak yang kebetulan pentas di desanya. ’’Hampir tiap malam saya menabuh gamelan,’’ tuturnya.

Ki Sumarsam, doktor ahli gamelan yang sudah 37 tahun mengajar di Wesleyan University, Amerika, pulang ke tanah air untuk menelusuri jejak peninggalan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News