Lalu Muhammad Zohri Bercerita, Sungguh Mengharukan

Lalu Muhammad Zohri Bercerita, Sungguh Mengharukan
Lalu Muhammad Zohri melihat foto almarhum ayahnya di galeri handphonenya di kamar Atlet Hotel Century Park, Jakarta, Selasa (17/7). Foto: HARLI/LOMBOK POST/JPNN.com

Zohri memang begitu. Sungguh bersahaja. Maka, jadilah kami banyak tertawa-tawa hari itu. Zohri juga banyak bercerita. Terutama soal perjalanan karirnya.

Cerita sempat disela dengan dering telepon. Oh, rupanya Bu Rosida, guru olahraga semasa Zohri masih menempuh pendidikan di SMPN 1 Pemenang yang berada di seberang. Perempuan yang menemukan talenta Zohri itu rupanya sedang berada di Jakarta. Dan bermaksud menemui murid kebanggannya itu di hotel tempat para atlet Pelatnas menginap.

Menutup pembicaraan dengan salam takzim, Zohri pun tak bisa menyembunyikan keriangan, manakala tahu Ibu gurunya tersebut akan bertandang.

Sejenak Zohri mengalihkan pandangan ke layar telepon pintar miliknya. Ada sebuah foto di layar utama. Itu foto mendiang ayahnya Lalu Ahmad Yani.

Buat Zohri, orang tua adalah segala-galanya. Dan meski kini kedua orang tuanya telah dipanggil Sang Pencipta, tetaplah mereka adalah penyemangat baginya.

Dengan bapak dan ibunya, Zohri memang amat sangat dekat. Amat sangat. Dia tak akan pernah lupa akan banyak kenangan dengan orang tuannya itu. Tak terkecuali ekonomi keluarga yang kembang kempis.

Lalu Ahmad, ayahnya Zohri adalah petani penggarap. Hidupnya dari mengerjakan lahan milik orang lain. Zohri juga dulu kerap ikut orang tuanya kala mereka bekerja di sawah. Ikut membantu melakukan apa yang dia bisa.

Tapi, yang paling dia ingat adalah tatkala mencari keong di sawah bersama sang ayah. Keong akan dijadikan lauk setelah sampai rumah. Menceritakan hal ini, bibir Zohri bergetar. Pandangannya menerawang.

Lalu Muhammad Zohri bercerita mengenai masa kecilnya membantu ayahnya, Lalu Ahmad, yang bekerja sebagai petani penggarap.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News