Lansia LGBT di Australia Takut Tinggal di Panti Jompo

Toni mengatakan kini kehidupannya "menggembirakan", juga merasa bahwa dirinya "dapat melakukan apapun yang diinginkan".

ABC News: Loretta Florance
"Dalam waktu semalam saya berubah dari yang tadinya sangat pendiam, introvert dan hanya sibuk bekerja menjadi seseorang yang menjangkau komunitas LGBTI sepenuhnya," kata Toni.
Namun dengan bertambahnya usia, pikiran bahwa hubungan di dalam komunitasnya akan terus melemah dan kemungkinan harus dirawat di rumah lansia terus menghantuinya.
"Saya rasa saya tidak akan merasa nyaman tinggal di sana, dan saya pikir komunitas di sana juga tidak menerima transgender apa adanya," kata dia.
"Saya belum mengubah tubuh saya sedemikian rupa sampai ahli bedah masih bisa berpikir saya bukan perempuan, saya tidak memiliki hak istimewa itu, jadi setiap kali perawat membantu saya dan melihat tubuh saya, jelas sekali bahwa saya adalah trans sehingga saya harus terus menerus 'come out' [melela]."
Melela berarti menyatakan orientasi atau identitas seksual kepada orang lain.
Geoffrey Ostling, lansia LGBT di Australia menceritakan pengalamannya tinggal di panti jompo negara tersebut
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan