Lansia LGBT di Australia Takut Tinggal di Panti Jompo

Dukungan bagi lansia selama isolasi COVID-19
Secara rutin, Toni dikunjungi oleh relawan kelompok pendukung LGBTQIA+di Australia bernama 'Switchboard', yang mengadakan program kunjungan bagi anggota lansia di komunitas tersebut.
CEO Switchboard Joe Ball mengatakan program ini diadakan untuk melawan masalah isolasi sosial, yang kian dirasakan oleh anggota komunitas tersebut.
"Bila Anda adalah anggota LGBT dan hidup di panti jompo, kemungkinan untuk terisolasi secara sosialnya lebih tinggi ... jika umur Anda 65 ke atas, kemungkinan punya anaknya semakin kecil dibandingkan generasi berikutnya."
Di Melbourne, isu ini diperparah oleh COVID-19, di mana pengunjung tidak diizinkan untuk masuk ke dalam fasilitas panti jompo selama berbulan-bulan.
Hal ini menyulitkan 'Switchboard' sehingga harus menyediakan iPad agar tetap dapat berhubungan dengan para lansia.
"Selama [pandemi] COVID perspektif kami tentang isolasi sosial dan artinya semakin nampak, dan orang-orang menjadi semakin takut," kata Joe.

ABC News: Brendan Esposito
Joe memberikan contoh tentang bagaimana seorang lansia yang mengalami demensia harus diberitahu tentang keadaan isolasi setiap harinya karena terus melupakan informasi itu.
Geoffrey Ostling, lansia LGBT di Australia menceritakan pengalamannya tinggal di panti jompo negara tersebut
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Rayakan Paskah & Idulfitri, TBIG Bantu Yatim dan Lansia di 3 Provinsi
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas