Lapor Pak Menteri, Lahan di Batam Banyak Masalah Nih

Lapor Pak Menteri, Lahan di Batam Banyak Masalah Nih
Sejumlah lahan mangkrak banyak ditemukan di kota Batam, Kepri. Foto: Batam Pos/jpg

Selain itu, praktik makelar lahan banyak terjadi di Batam. Makelar sangat berkuasa di sini karena menjadi perantara antara penguasa lahan Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam dan pihak yang mengajukan alokasi lahan.

"Hampir 90 persen, lahan di Batam diperoleh bukan secara langsung dari BP Batam, tetapi melainkan dari makelar sehingga harganya lebih mahal," ujar pemilik develor PT Airis Teknika Utama, Wirya Silalahi belum lama ini.

Selain harga yang lebih mahal, prosesnya sangat berbelit-belit jika lewat makelar karena masih harus menempuh jalur birokrasi yang panjang dan tentu saja pakai uang pelicin. "Kabarnya kalau ingin dapatkan lahan dari BP Batam harus punya koneksi khusus sama orang dalam," jelasnya.

Wirya mengatakan untuk mengembangkan bisnis properti di Batam jangan sampai hal seperti ini dilanjutkan. "Kami dari pengembang hanya ingin kepastian hukum. Dengan kata lain, pemerintah harus perbaiki masalah perizinan dan masalah pembelian lahan," jelasnya.

Intinya pengadaan lahan harus melewati proses yang jelas seperti di daerah lain. "Kalau lahannya sudah pasti harus dapat harga yang pasti. Jelas biayanya dan berapa lama siap perizinannya. Bagi kami yang penting jelas karena selama ini kita dapat dari makelar saja," ujarnya.

Masalah perizinan yang rumit karena birokrasi yang rumit juga harus dihilangkan karena menyangkut efisiensi biaya. "Jika pengurusannya lama, tentu saja akan banyak biaya yang habis karena waktu yang terbuang," pungkasnya.(leo/ray/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News