Lebih Bangga Murid Sukses daripada Manggung Bareng Queen
Ketika ayahnya ditugaskan ke Bangkok, Thailand, 1979, hasrat Heidi untuk memiliki harpa tidak bisa dicegah lagi. ’’Selama enam bulan saya merengek minta dibelikan harpa. Papi baru mau membelikan setelah melihat kemampuan dan kesungguhan saya bermain harpa,’’ ujarnya sembari melentikkan jari dengan anggun di harpa pertamanya tersebut.
Setelah memiliki harpa sendiri, semangat berlatih Heidi semakin besar. Hampir tiap hari dia harus memetik harpa kesayangannya itu. Apalagi setelah keluarganya boyongan pulang ke tanah air. Heidi tambah tekun belajar dan berlatih.
’’Tahu nggak saat saya merengek-rengek ke papi. Saya bilang bahwa di Indonesia belum ada seorang pun harpis (pemain harpa, Red). Biarlah saya yang belajar dan berjanji mengharumkan nama bangsa lewat alat musik ini,’’ katanya menirukan ucapannya puluhan tahun silam.
Ternyata, ucapan itu terbukti. Tak berselang lama sejak menetap di Jakarta, Heidi tiba-tiba dihubungi manajemen band Queen yang akan konser di Indonesia pada 1983. Mereka meminta kesediaan Heidi untuk tampil mengiringi Freddie Mercury dkk.
’’Tentu surprised sekali. Saat itu, penampilan kami menarik perhatian banyak media. Termasuk media asing,’’ jelas istri Glenn Tumbelaka itu.
Setelah menikmati euforia tampil sepanggung dengan band asal Inggris tersebut, alumnus Institut de Musique Jaques Dalcroze, Jenewa, Swiss, itu memutuskan untuk membuka sekolah musik di Indonesia pada 1984. Fokusnya, tentu pembelajaran harpa.
Memang, tidak mudah mewujudkan sekolah musik itu. Sebab, selain masih sangat jarang orang yang memiliki harpa, harganya terbilang mahal.
’’Sekarang sudah tidak begitu mahal. Karena itu, alat musik ini harus terus dipopulerkan,’’ tegasnya.
Usianya tak lagi muda. Sudah lebih dari setengah abad. Namun, bila sedang memegang harpa, jari-jemari lentik plus penghayatan dan tenaganya tidak
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor