Lebih Hemat, Jumlah Kereta Minim

Lebih Hemat, Jumlah Kereta Minim
Lebih Hemat, Jumlah Kereta Minim
UJI coba pola operasi tunggal atau singgel operation pada rel kereta listrik Jabodetabek mengundang keluhan pengguna jasa tersebut. Pasalnya, dalam uji coba kedua yang dilakukan Kamis (30/6) kemarin, kereta Commuter Line dianggap sama dengan kereta listrik AC.

Denny Andriyana (32), salah seorang penumpang yang bekerja di bilangan Jakarta Pusat mengatakan, keuntungannya memang biaya tiket jadi hemat. Namun, lamanya waktu tempuh kereta ini menjadikan semua terlambat. ”Buat apa murah kalau sampai ke lokasi tujuan lama sekali, karena kami ingin bebas macet,” kata pria yang tinggal di Taman Wisma Asri Kota Bekasi itu.

Denny menambahkan, jika memang commuter line ini membuat waktu lama untuk sampai ke lokasi tujuan, dia lebih baik memilih transportasi lain. Karena dia menganggap, selama ini memilih jasa kereta api untuk menghindari kemacetan di jalan. Dia pun mengatakan, sebaiknya tidak dihilangkan kereta yang sudah ada, lebih baik ditambah.

”Kami jadi bingung kalau memang sampai ke lokasi jadi lambat. Lebih baik saya memilih jasa angkutan lain deh,” paparnya Hal senada juga dikatakan, Bayu (26) mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Dia menilai, pemberlakukan commuter line ini tidak ada pengaruhnya atas fasilitas yang diberikan. Malah sebaliknya, kata dia, waktu tempuh yang lama membuat pengguna jasa kereta listrik ini gelisah karena khawatir menjadi terlambat ke lokasi yang dituju.

UJI coba pola operasi tunggal atau singgel operation pada rel kereta listrik Jabodetabek mengundang keluhan pengguna jasa tersebut. Pasalnya, dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News