Leicester City, Ketika Semua Mimpi jadi Nyata

Leicester City, Ketika Semua Mimpi jadi Nyata
Leicester City, juara Premier League 2015-16. Foto: AFP

jpnn.com - LEICESTER - Leicester City sah menjadi juara Inggris musim ini. Tropi Premier League diangkat sang kapten tim, Wes Morgan di King Power Stadium, Minggu (8/5) dini hari WIB.

Leicester sebenarnya sudah menjadi juara sejak pekan ke-36, namun saat itu pasukan asuhan Claudio Ranieri ini diuntungkan dengan gagalnya pesaing terdekat mereka Tottenham Hotspur meraih tiga poin.

Resminya, baru di pekan ke-37 dan sebuah kebetulan yang indah, The Foxes (julukan Leicester City) bermain di kandang menjamu Everton. Tuan rumah menang 3-1.

"Saya tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata. Ini merupakan proses yang panjang dan sulit," ujar penyerang Leicester City, Jamie Vardy, kepada Sky Sports.

Dalam laga kontra Everton, Vardy mencetak dua gol, hampir hattrick namun satu eksekusi penaltinya gagal. Kini Vardy mendulang 24 gol di Premier League, tertinggal satu gol dari bintang Tottenham Hotspur Harry Kane dalam perburuan Sepatu Emas.

Siapa Vardy? Striker 29 tahun itu pada 2012 adalah pemain sepak bola non-liga. Di musim 2012-13, dia mulai bermain untuk Leicester City dan perjalanannya berbuah manis tahun ini. Vardy juga mulai menjadi idola buat fans Timnas Inggris. Mimpi yang menjadi kenyataan buat seorang pemain yang benar-benar berangkat dari bawah.

Di stadion King Power, Vardy bersama tim bersuka cita. Ada sang kapten Leicester Wes Morgan, pemain asal Jamaika pertama yang menjadi juara Liga Inggris. Ada sang pelatih, Claudio Ranieri, yang selama ini identik dengan julukan Pelatih Spesialis Runner Up.

Dan ada juga sang kiper Kasper Schmeichel, yang selama ini hanya bisa bangga memiliki foto ayahnya, Peter Schmeichel saat bergelimang prestasi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News