Letusan Tengah Malam Lebih Mencekam

Belasan Gunung Berapi Menggeliat

Letusan Tengah Malam Lebih Mencekam
Kepulan material awan panas yang meluncur dari Merapi ke arah sungai Gendol. Merapi 29 Oktober mengalami peningkatan aktivitas luncuran awan panas. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
Berdasar data, total ada sekitar 7.000 pengungsi. Karena itu, kemarin satu barak pengungsian kembali dibuka di Desa Wukirsari. "Kami menambah satu barak lagi karena sudah overload," jelas Gianto Raharjo, Korlap evakuasi dan pengungsi Cangkringan.

Dia kemudian mencontohkan barak pengungsi di Kepuh Harjo. Kapasitas tempat itu sebenarnya seribu orang, namun dijejali sekitar 1.600 pengungsi. "Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi, jumlah lansia dan anak-anak cukup banyak," ujarnya.

Gubernur DIJ Sri Sultan Hamengkubuwono X mempertimbangkan untuk merelokasi penduduk. "Bagaimanapun, sedikit-sedikit mengungsi tentunya tidak baik," tutur pria yang biasa disebut Ngarsa Dalem oleh rakyatnya tersebut. Karena itu, pihaknya sedang memperhitungkan masak-masak untuk merelokasi pengungsi ke tempat aman dari jangkauan Merapi.

Di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, terlihat ratusan warga panik saat letusan pertama dan kedua. Kebetulan, saat itu banyak warga yang pulang dari pengungsian untuk mencari rumput bagi hewan ternak mereka. Bahkan, pos pengungsian di Desa Bawukan mengirimkan dua ambulans untuk menjemput mereka.

SOLO - Gunung Merapi kembali mencatat aktivitas ekstrem. Kali ini, awan panas alias wedhus gembel dilaporkan meluncur tujuh kali. Intensitas itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News