Letusan Tengah Malam Lebih Mencekam

Belasan Gunung Berapi Menggeliat

Letusan Tengah Malam Lebih Mencekam
Kepulan material awan panas yang meluncur dari Merapi ke arah sungai Gendol. Merapi 29 Oktober mengalami peningkatan aktivitas luncuran awan panas. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
Satkorlak PB juga menerjunkan beberapa truk untuk mengangkut warga agar kembali ke pengungsian. "Memang, warga tadi sekitar pukul 04.00 pulang untuk merumput. Biasanya mereka kembali saat sore dan bermalam di pos pengungsian. Tapi, hari ini (kemarin) banyak yang kembali siangnya," ungkap Kepala Dusun I Zainu.

Menurut pengamatan Peguyuban Sabuk Gunung (Pasag), selain letusan yang terjadi tujuh kali di puncak gunung, terdengar suara gemuruh yang cukup keras. Suara itu sampai terdengar di radius empat kilometer dari puncak Merapi. "Kondisi ini sangat berbeda dari sehari sebelumnya (Kamis). Suasana di lereng gunung tenang sehingga banyak yang beraktivitas di sawah. Tapi, kali ini letusan cukup besar sehingga banyak warga yang panik," kata Sukiman, penasihat Pasag Merapi.

Aparat yang berwenang pun memperketat penjagaan. Radius 10 km dari puncak Merapi sudah dibarikade. Barikade itu terus berlanjut hingga radius 5 km. Bahkan, di beberapa tempat seperti di Kinahrejo, warga dilarang naik meski sekadar untuk memberikan rumput bagi ternaknya. Semua tak boleh masuk. (ano/radar solo/radar jogja/jpnn/c5/iro/sam/jpnn)


SOLO - Gunung Merapi kembali mencatat aktivitas ekstrem. Kali ini, awan panas alias wedhus gembel dilaporkan meluncur tujuh kali. Intensitas itu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News