Lewat Riset Terapan Vokasi, BUMDes Bakal Makin Maju
“Libatkan dunia usaha untuk proses pendampingan cepat. “Create satu model berbasis common interest antara masyarakat desa, dalam hal ini BUMDes dan dunia usaha,” katanya.
Senada, Wamendes Budi menekankan setiap desa mempunyai karakteristik sehingga membangunnya tidak bisa dengan single model.
“Ada perbedaan luasan kewilayahan dan jumlah orangnya,” katanya.
Dia mengatakan, BUMDes baru 5-6 tahun jadi model ekonomi desa, yang championnya masih terbatas. Belum sampai 100 jadi role model karena sebagian besar kembali pada masalah SDM.
“Karena itu, pendidikan vokasi berbasis kekuatan lokal sangat penting,” katanya.
Menurut Budi, idealnya BUMDes harus menjadi pusat perdagangan dan distribusi desa. Namun masalahnya ada di level persiapan dan komitmen pemangku kepentingan di desa. Misalnya perdebatan apakah BUMDes akan berorientasi keuntungan (profit) atau memberi manfaat (benefit).
Dia menilai perlu ditekankan paradigma bahwa menanamkan uang di BUMDes bukan uang hilang, melainkan menjadi investasi.
“Kesadaran ini harus ditumbuhkan. Setiap rupiah dari dana desa bukan uang hilang tapi investasi, sehingga dalam jangka menengah dan panjang menjadi keuntungan masyarakat desa itu sendiri. Apalagi BUMDes sudah jelas badan hukumnya,” katanya. (rhs/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Pendidikan vokasi sangat berpotensi untuk memajukan perekonomian masyarakat desa, khususnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Terima Gubernur Provinsi Tomsk Rusia, Sultan Bahas Kerja Sama di Bidang Riset Hingga Sister City
- FH UKI dan Universitas Sevilla Jalin Kerja Sama di Bidang Riset dan Akademis
- Wamen Diktisaintek Dukung Langkah Atma Jaya Menuju Universitas Berbasis Riset
- Australia & Indonesia Siapkan Anggaran Rp 40 Miliar untuk Riset Transisi Energi Berkelanjutan
- Bupati Pessel Instruksikan Pengawasan Harga Pangan Selama Ramadan
- Ibas Sebut Penguatan Riset dan Pendidikan di Indonesia Harus Diperkuat