LGBT Indonesia Bebas Ekspresikan Diri di Australia Lewat Mardi Gras

LGBT Indonesia Bebas Ekspresikan Diri di Australia Lewat Mardi Gras
LGBT Indonesia Bebas Ekspresikan Diri di Australia Lewat Mardi Gras

"Kami ingin membantu kelompok LGBTQI supaya bisa lebih mandiri dan berkontribusi di masyarakat," kata Bella.

Program yang dijalankan Selamatan Datang antara lain kampanye HIV-AIDS di Bali bekerja sama dengan Gaya Dewata dan Pelangi dan penanggulangan sampah di Singaraja, Bali Utara.

Bila tahun 2019 Selamat Datang membawa tema Bali dalam kostum, tahun depan kelompok ini akan mempromosikan tema Dayak.

Memecah stigma tentang LGBT

Salah satu peserta parade Mardi Gras Sydney yang berpartisipasi pada tahun 2018 dan 2019 adalah Arif Rahman Nur, yang datang ke Australia pada tahun 2016 dengan work and holiday visa (WHV).

Arif yang ingin mengganti namanya secara resmi menjadi Paul Powa mengatakan ia memang ingin tinggal di luar Indonesia karena faktor keluarga yang masih belum bisa menerima pilihan orientasi seksualnya.

"Saya ditendang dari keluarga tahun 2017, ketika keluarga mengetahui saya gay dari orang lain," kata Arif yang lahir dan besar di Padang, Sumatera Barat.

"Sampai sekarang keluarga saya belum menerima, meski saya sudah mulai berkomunikasi lagi dengan mereka."

Paul memang telah lama ingin tinggal di luar negeri dan kesempatan tersedia di Australia yang membuka kesempatan untuk WHV bagi orang Indonesia yang belum berusia 30 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News