Lihat, Wajah Trauma Korban Selamat Kapal Nahas Ini Bikin Sedih

Lihat, Wajah Trauma Korban Selamat Kapal Nahas Ini Bikin Sedih
Yoseph asal Maumere (NTT) trauma berat paska speedboat yang ditumpanginya bersama migran ilegal lainnya tenggalam, tampak Yoseph ditenangkan oleh rohaniawan dari gereja Katolik di selasar Aula Pusat Rehabilitasi Nilam Suri, Nongsa, Sabtu (5/11). F. Rezza Herdiyanto/Batam Pos/jpg

"Kerja terakhir di sana plaster. Gaji per harinya itu dibayar 75 ringgit. Di sana kalau sudah siap pindah atau dikejar-kejar polisi,” terangnya.

Harianto juga menceritakan bahwa ia juga pernah ditangkap kepolisian Malaysia dan dihukum selama 3 bulan kurungan. "Di sana 3 bulan dihukum, makanannya susah. Masih enak di Indonesia," ungkapnya.

Walaupun pernah ditangkap, ia tidak pernah merasakan trauma sama sekali. Ia baru merasa trauma pada saat tenggelamnya kapal yang ditumpanginya Rabu.

"Saya tak ingin lagi, cukup ini terakhir. Nanti di kampung saya bilangin tetangga yang ingin ke Malaysia. Kalau jadi TKI lewat jalur benar, yang resmi lebih bagus," imbuhnya.

Yosef, korban selamat lainnya saat dijumpai di Panti Rehabilitasi Sosial Nilam Suri, Nongsa, tampak mengalami trauma berat. Ia terus menangis di sudut pendopo panti.

"Kondisinya trauma berat. Dia merasa sedih luar biasa atas kejadian ini. Kita sebagai saudaranya sangat bersyukur dia selamat, puji tuhan luar bisa," ujar Yan Cenong.

Lebih lanjut Yan mengungkapkan pada saat ini Yosef belum bisa ditanyakan apapun. 

Bahkan pada saat keluarganya yang berada di Maumere Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak mengerti apa yang diucapkannya.

BATAM - Harga tembakau yang anjlok membulatkan tekad Harianto, 50, untuk merantau ke Malaysia. Pasalnya, Harianto terlilit hutang, hingga diancam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News