Lika-liku Kehidupan Tunawisma di Kota Sydney
Selasa, 28 Juli 2015 – 12:24 WIB
Untungnya, kata John, ia masih diperbolehkan menemui anaknya itu dan menghabiskan waktui bersama selama beberapa jam.
"Saya berasal dari Moree tempat saya bekerja di perkebunan kapas," jelasnya. "Saya datang ke kota karena mengira dukungan bagi penderita gangguan mental lebih baik".
John mengaku menderita schizophrenia dan OCD, dan mengaku benar mendapat banyak bantuan.
"Saya juga berusaha mendapatkan tempat tinggal tetap namun belum tersedia," katanya. Akibatnya, ia kini tidur di bawah jembatan atau di dekat tempat sampah.
"Saya mendapat tunjangan disabilitas namun tentu saja jumlahnya tidak mencukupi," ucap John.
Laurence (47)
Laurence mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Jangan membayangkan negara maju seperti Australia tidak memiliki problem perkotaan seperti tunawisma. Di bulan Juli setiap tahunnya, ribuan tunawisma
BERITA TERKAIT
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara