Likuiditas Ketat, RI Tekan Defisit

Likuiditas Ketat, RI Tekan Defisit
Likuiditas Ketat, RI Tekan Defisit

JAKARTA - Pemerintah mulai pasang kuda-kuda dalam menghadapi potensi makin ketatnya likuiditas pada 2015, terutama akibat faktor tekanan eksternal. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, dari sisi mikro, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) sudah melakukan mitigasi risiko pengetatan likuiditas. 

Karena itu, pemerintah tidak ingin ketinggalan dengan melakukan mitigasi secara makro. ''Kuncinya adalah menekan defisit,'' ujarnya kemarin (26/9). 

Bambang menyebut, ada dua defisit yang akan ditekan pemerintah. Pertama, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang ditekan melalui efisiensi. Kedua, defisit neraca berjalan (current account) yang akan ditekan melalui perbaikan nera­ca dagang dan jasa. ''Kalau defisit anggaran dan neraca berjalan bisa ditekan, itu memperkuat ketahanan sistem keuangan kita,'' katanya.

Dalam pembahasan RAPBN 2015, pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR telah sepakat untuk menekan defisit anggaran dari usul awal 2,32 persen menjadi 2,01 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

JAKARTA - Pemerintah mulai pasang kuda-kuda dalam menghadapi potensi makin ketatnya likuiditas pada 2015, terutama akibat faktor tekanan eksternal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News