Lima Anak Buah Dr Azhari Tersangka

Tersangka Teroris Rencanakan Bom Depo Pertamina

Lima Anak Buah Dr Azhari Tersangka
Wakabid Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak menunjukan 5 tersangka teroris yang berhasil diamankan Densus 88 AT di Mabes Polri.
JAKARTA - Penangkapan pelaku teror buron Poso di Jakarta Selasa (21/10) membuka pengakuan baru. Mereka ternyata telah menambah target serangan dari kepentingan atau orang asing di Indonesia, beralih ke aparat pemerintah yang dianggap thogut (lebih dari kafir) dan rohaniwan, menjadi kepentingan ekonomi Indonesia.

Depo (gudang penyimpanan minyak) milik Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, menjadi target mereka selanjutnya jika saja Detasemen Khusus 88/Mabes Polri terlambat bergerak. ”Mereka masih tahap persiapan (serangan). Targetnya Depo Plumpang. Mengapa depo ini, akan kita gali sambil jalan. Kami imbau dukungan semua pihak membantu polisi memberantas teror,” kata Wakadiv Humas Brigjen Pol Sulistyo Ishak di Mabes Polri Rabu (22/10).

Jaringan pelarian Poso yang ditangkap tak hanya tiga orang, tapi berkembang jadi lima.  Mereka adalah Uci Kayamanya alias Rusli Mardhani alias Wahyu Ramadhan alias Farid alias Zulfikar, lalu Nurhasani alias Hasan (sebelumnya ditulis N), dan Munthasir. Mereka bertiga ditangkap di Jakarta.

Dua pelaku lain diamankan di Bogor, yaitu Imam Basori alias Basar dan Budiman. Nama terakhir kini dirawat di rumah sakit karena mengidap anemia dan tifus. Polisi juga masih mengejar dua buron berinisial SBRH dan Ab H, yang diperkirakan di luar Jawa.

Dari catatan polisi, Uci mempunyai daftar panjang dalam aksi kekerasan dan teror. Dia pernah terlibat konflik Ambon 2002 hingga 2005. Pada 22 Januari 2007, saat tim Mabes Polri melakukan operasi besar-besaran di Poso, dia terlibat kontak tembak dengan polisi. Uci melarikan diri pada 24 Januari 2007 ke Gorontalo dan esok harinya ke Jakarta hingga ditangkap polisi.

Dari para pelaku, polisi menyita sebuah pistol NP kaliber 9 mm dengan dua magazine. Lalu peluru 9 mm 27 butir, sebuah laras dan peredam 1 buah, dan serbuk cokelat sejenis TNT dalam jeriken putih 2.675 gram (2,6 kg). Juga ada dokumen jihad dan skema rangkaian bom. ”Kami belum menemukan adanya rangkaian bom yang sudah jadi,” katanya. Tapi, polisi belum bisa bernapas lega.

Pasalnya, polisi menemukan printed circuit board (papan untuk rangkaian elektronik —PCB) sudah lebih sempurna dibanding rangkaian-rangkaian sebelumnya. ”Ini mengakibatan pembuatan switching bom lebih cepat dan lebih banyak,” tambah jenderal bintang satu itu. Kelompok tersebut juga dipastikan terkait jaringan teror yang selama ini malang melintang di Indonesia di bawah Dr Azahari.

Rangkaian bom mereka sama dengan rangkaian bom yang pernah disita Densus 88/Antiteror di Curug, Sukabumi (2003), di Leuwiliang, Bogor (2003), Malang, Jawa Timur (2005), Semarang, Jawa Tengah (2005), dan Wonosobo, Jateng (2006). Lalu juga Jogjakarta dan Solo 2007 serta di Palembang (2008). ”Jaringan ini memang pengembangan dari kasus-kasus sebelumnya,” imbuhnya.

JAKARTA - Penangkapan pelaku teror buron Poso di Jakarta Selasa (21/10) membuka pengakuan baru. Mereka ternyata telah menambah target serangan dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News