Lingkaran Istana: SBY Tak Antikritik
Soal Keluhan SBY Tentang Kerbau dalam Demo 100 Hari
Rabu, 03 Februari 2010 – 12:20 WIB
JAKARTA- Sebuah ungkapan keprihatinan keluar dari Presiden SBY saat memimpin rapat kerja dengan menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Selasa (2/2) kemarin. Presiden mempertanyakan etika pendemo pada 28 Januari lalu yang datang ke Bundaran HI dengan membawa seekor kerbau.
Diakui Presiden, kerbau tersebut memang dimaksudkan sebagai simbol kritik kepadanya. Karenanya SBY secara eksplisit tidak dapat menerima simbolisasi “gemuk” dan “lamban”, karena merasa hal tersebut sudah melewati batas-batas kebebasan berekspresi.
Menyinggung hal tersebut Asisten Staf Khusus Presiden, Zaenal A Budiyono, mengatakan Presiden SBY bukanlah pribadi yang anti kritik. "Berulang kali ia menegaskan bahwa pemerintahannya akan tumbuh dan menyempurnakan diri dengan kritik masyarakat. Hanya saja, yang dimaksud kritik pada konteks ini adalah kritik terhadap kebijakan demi kesejahteraan bersama. Bukan sebaliknya, kritik personal tanpa solusi cerdas dan hanya mempertontonkan olok-olok atau cacian," ujar Zaenal kepada JPNN, Rabu (3/2).
Zaenal menjamin, meski Presiden merasa terganggu dengan “penghinaan” personal itu, namun menggunakan rasionalitas tetap dikedepankan agar tak mencederai demokrasi. SBY, sambung Zaenal, adalah pemimpin yang demokratis yang diakui dunia.
JAKARTA- Sebuah ungkapan keprihatinan keluar dari Presiden SBY saat memimpin rapat kerja dengan menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas,
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Kudus Gerebek 2 Tempat Produksi Rokok Ilegal di Jepara dalam 1 Jam
- Menteri Anas Temui Mensesneg, Bahas Kemajuan Skenario Perpindahan ASN ke IKN
- Kabupaten Indramayu Raih Penghargaan Peringkat 4 Nasional EPPD 2023
- Kementan Menggelar TOT Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional 2-4 Mei
- Mendagri Tito Maklumi Gibran Tak Hadiri Acara Penting Ini
- Ingin Miskinkan Rafael Alun, KPK Serahkan Memori Kasasi ke Pengadilan