Lintasarta Mendorong Penggunaan Teknologi Digital untuk Pengembangan Desa Wisata
“Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur BTS 4G dan VPS oleh Kominfo untuk melayani aplikasi terpusat kota dan kabupaten (shared-service infrastructure). Setelah infrastruktur dikembangkan, maka selanjutnya adalah mendorong digitalisasi,” terang Arya.
Kedua, mendorong digitalisasi yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah melalui penggunaan teknologi digital.
Misalnya, penggunaan QRIS untuk pembayaran tanpa kontak fisik (contactless payment), e-Perijinan, e-Planning, e-UMKM, e-Tourism, dan e-Farmer.
Ketiga, Smart City. Sistem Kota Cerdas mampu meningkatkan pelayanan dan menjadi alat bantu bagi para pembuat kebijakan (data driven decision making).
Konsep Smart City juga mencakup implementasi business intelligence atau big data, melakukan sharing data yang dapat digunakan komunitas pengembang.
“Intinya, bagaimana mendigitalisasi infrastruktur, pemerintah, dan masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperoleh solusi dalam mengembangkan sektor pariwisata,” kata Arya.
Beberapa teknologi pendukung digitalisasi yang sudah disebutkan di atas memerlukan teknologi inti, yaitu Cloud.
IDC memperkirakan penggunaan Cloud pada seluruh sektor industri di Indonesia akan melesat menjadi Rp 27,3 miliar atau mencapai 201,8 persen pada 2025. Tercatat tingkat pertumbuhan tahun majemuk (CAGR) meningkat hingga 31,8 persen dari Rp 9,1 miliar pada 2021.
Teknologi digital akan memudahkan para turis dalam mengakses wilayah pariwisata, termasuk Desa Wisata.
- Jelajahi Arab Saudi dan Temukan Keindahan Sejati Arabia di Jakarta
- Sandiaga Uno Ingin Labuan Bajo Menjadi Green Tourism Destination
- Dwidayatour Carnival Kembali Digelar, Pencinta Wisata Merapat
- Transisi Pemerintahan, Taufan Rahmadi Singgung soal Prioritas Pariwisata Indonesia
- Lintasarta Memperkuat Infrastruktur Jaringan Selama Puncak Mudik Lebaran 2024
- Puluhan Personel Polresta Palangka Raya Amankan Sejumlah Tempat Wisata