Lip Service
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Tanpa memakai mahkota pun Rhoma Irama adalah Sang Raja Dangdut.
Sebaliknya, seseorang yang ke mana-mana memasang lencana di dadanya sebagai simbol jabatan yang tinggi, tidak akan digubris oleh masyarakat, karena tidak ada pengakuan sosial atas apa yang dilakukan dan dicapainya.
Para mahasiswa pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) itu tentu belum lahir ketika era keemasan Elvis terjadi.
Mereka juga belum lahir ketika Michael Jackson dan Madonna merajai panggung musik pop dunia.
Mereka juga tidak mengalami masa-masa keemasan Rhoma Irama.
Namun, kelihatannya para pengurus BEM UI itu mendapatkan inspirasi dari para raja itu ketika memberikan gelar "The King of Lip Service" alias Raja Layanan Bibir, kepada Presiden Joko Widodo.
Tentu ini tidak sama dengan gelar para raja legendaris itu. Gelar ini agak peyoratif (peyorasi), tetapi sangat khas mahasiswa.
Para mahasiswa itu menganggap Jokowi Raja Layanan Bibir, karena apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan tidak sinkron.
Dia bertindak tanpa visi yang jelas. Keras kepala, tetapi enggan mendengar analisis. Namun, tetap dicintai rakyat.
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Kunker ke NTB, Presiden Jokowi & Mentan Amran Bersepeda di Lombok
- Permohonan Tim Hukum PDIP ke PTUN: Apa Betul Ada Pelanggaran Hukum oleh KPU?
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah
- Jokowi Bakal Menonton Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Kamar: Menang, Insyaallah
- Pengamat Ini Sebut Jokowi dan SBY Mentor Andal Prabowo