Literasi Keuangan Rendah, Investasi Bodong Marak

jpnn.com, JAKARTA - Literasi keuangan yang rendah membuat investasi bodong di tengah masyarakat meningkat.
Praktik investasi bodong makin banyak seiring dengan kecanggihan dan variasi para pelaku.
Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang perusahaan investasi legal.
Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) Teddy Prasetya menyatakan, lemahnya literasi keuangan, terutama di bidang investasi, terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai segala sesuatu yang instan.
Akibatnya, investasi bodong makin marak dan memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap investasi yang justru legal.
Karena itulah, saat ini Teddy dan pihaknya mulai terus melakukan sosialisasi dan edukasi.
Terutama untuk investasi perdagangan berjangka komoditas (PBK) yang selama ini tingkat literasinya sangat minim.
’’Masyarakat memang masih awam dengan investasi ini karena umumnya hanya mengenal saham, obligasi, reksa dana, dan deposito. Apalagi, sekarang ada citra negatif yang melekat di kalangan pelaku perusahaan pialang,’’ ujar Teddy, Selasa (17/10).
Literasi keuangan yang rendah membuat investasi bodong di tengah masyarakat meningkat.
- Luncurkan Obligasi dan Sukuk, Pegadaian Targetkan Modal Kerja Rp 2 Triliun
- Kideco: Kaltim Perlu Investasi untuk Pembangunan
- Cahyo Purnomo Sebut Pemerintah Dorong Kerja Sama Sektor Tekstil Indonesia-China
- BNI Tawarkan Sukuk Tabungan Seri ST010, Bisa Dipesan Lewat Mobile dan Internet Banking
- Investasi Nikel di Konawe Utara Harus Tetap Kondusif
- APENI Dorong Penegak Hukum Pastikan Penambangan di Konut Berjalan Baik