Lobster Australia Ditahan Bandara Tiongkok di Tengah Meningkatnya Selisih Dagang Kedua Negara
Selasa, 03 November 2020 – 05:02 WIB
Nilai industri lobster di Australia Barat adalah A$500 juta dengan mayoritas tangkapannya diekspor tahun lalu.
Photo: Nelayan lobster di Tasmania, Squizzy Taylor, khawatir kehilangan pendapatannya. (ABC)
Di Tasmania, seorang nelayan lobster bernama Squizzy Taylor berharap penundaan pemeriksaan ini "hanyalah kesalahan kecil".
"Saya sangat khawatir," kata Taylor.
Ia mengatakan bisnis keluarganya sejauh ini sudah banyak menjual lobster di pasar dalam negeri namun masih membutuhkan pasar China untuk bisa bertahan.
Kenyataannya, tidak hanya pengiriman lobster yang tersendat di China.
Sebelumnya, pengiriman produk Australia tahun ini lainnya yaitu batu bara, kapas, ternak sapi, gandum dan jelai asal Australia ke China juga bermasalah.
Ikuti berita seputar pandemi Australia di ABC Indonesia.
Keberadaan lobster asal Australia yang terancam mati ketika ditahan di bandara China membuat para nelayan ketakutan di tengah memanasnya sengketa dagang antara Beijing dan Canberra
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pastikan Arus Barang Lancar, Menko Airlangga Minta Instansi di Pelabuhan Bekerja 24 Jam
- Begini Respons Bea Cukai soal Relaksasi Kebijakan Larangan Pembatasan Barang Impor
- Bea Cukai Banten Sabet Penghargaan dari Redeco Petrolin Utama
- Polri-KKP Menggagalkan Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster
- 170 Ribu Ekor Benih Lobster Gagal Diselundupkan ke Luar Negeri
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka