Lokalisasi di Tegal Dilarang Tampung PSK Dolly

Lokalisasi di Tegal Dilarang Tampung PSK Dolly
Lokalisasi di Tegal Dilarang Tampung PSK Dolly

Pengurus lokalisasi Peleman, Andi Ozin (48) mengatakan, eksodus PSK asal Dolly ke Peleman bisa saja terjadi. Namun, sejauh ini belum diketahui adanya PSK asal lokalisasi Dolly yang akan pindah ke Peleman.

"Belum ada. Kalau misalnya ada kemungkinan baru diketahui setelah Lebaran," kata Ozin.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lokalisasi Peleman pernah menerima eksodus PSK ketika ada lokalisasi yang ditutup. Salah satunya adalah saat lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta ditutup pada akhir 2009 oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Beberapa PSK dari tempat prostitusi itu pindah ke Peleman.

"Saat itu ada yang pindah ke sini, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ungkap Ozin.

Ozin yang juga Ketua RT 25 di desa tersebut mengaku belum mengetahui kebijakan resmi dari pemkab ihwal antisipasi eksodus PSK dari Dolly. Aktivitas bisnis esek-esek di Peleman juga masih berlangsung seperti biasanya.

"Baru denger-denger ada instruksi melarang PSK dari Dolly ke sini, tapi belum ada pemberitahuan resminya. Jadi ya masih berjalan seperti biasa," ucapnya.

Apabila nantinya ada PSK asal Dolly yang pindah ke Peleman, menurut Ozin, hal itu baru diketahui saat dilakukan pendataan penghuni wisma-wisma. Pendataan terdekat baru akan dilakukan setelah Idul Fitri.
"Selain itu sesuai aturan jika ada penghuni baru harus memberitahukan ke RT paling lambat 1 x 24 jam," kata Ozin.

Saat ini, jumlah PSK yang menghuni lokalisasi Peleman mencapai 150 orang. Mereka berasal dari sejumlah daerah seperti Pemalang, Batang, hingga Indramayu.

SLAWI - Eksodus Pekerja Seks Komersil (PSK) dari lokalisasi Dolly Surabaya, dilarang masuk ke lokalisasi Peleman Desa Sidaharjo, Kecamatan Suradadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News