Lomba Pengeras

Lomba Pengeras
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ia terjatuh. Kepalanya membentur beton. Meninggal dunia.

Sebenarnya Pak San meninggal dunia dengan cara yang paling simpel. Tanpa sakit. Sudah di kuburan pula.

Para penggali kuburnya masih lengkap. Petugas pembaca talkinnya juga masih ada.

Akan tetapi pihak keluarga minta Pak San dibawa ke rumah sakit. Pakai mobil tetangga. Mobil pun meninggalkan kuburan. Pelayat juga pulang.

Begitu mereka sampai di rumah terdengarlah pengumuman dari masjid: ''inna lillahi...''

Mereka pun siap-siap ke kuburan lagi.

Di kampung ini warga rukun. Pemilu damai. Mayoritas warga NU. Banyak yang ikut tarekat Nahsabandiyah-Qadiriyah. Di pemilu lalu Prabowo-Gibran menang telak di situ:  80 persen.

Menteri agama kita juga tokoh NU. Surat edarannya soal pengeras suara tidak akan dibacakan lewat pengeras suara di masjid NU di desa ini.(***)


Berita Selanjutnya:
Salat Diskon

Pengumuman dari masjid itu sekaligus berfungsi sebagai 'surat izin tidak masuk kerja'. Bos tidak boleh menanyakan kenapa tidak masuk.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News