Longsor di Malang, 9 Tewas

Longsor di Malang, 9 Tewas
Tim SAR mengevakuasi korban longsor di Malang. Foto: Radar Malang/JPNN
Karena lelah, 17 orang berkumpul di sisi tebing (warga lainnya ikut truk pulang dan ada yang belum tiba di lokasi) bukit yang memiliki kemiringan ekstrem. Dinding tebing tersebut sangat curam dengan kontur tanah berpasir bercampur bebatuan. Tebing itu merupakan lokasi penambangan pasir saat musim kemarau.

 

Saat beristirahat menunggu jemputan, sekitar pukul 12.00, tanah bercampur pasir dan bebatuan itu longsor dari ketinggian sekitar 200 meter. Suara gemuruh dari atas tebing membuat orang-orang di bawahnya panik dan mencari sumber suara.

 

Namun, mereka tidak sadar bahwa gemuruh tersebut tepat berada di atasnya. Saat mulai menyadari dan berusaha menghindar, longsoran selebar 10 meter tersebut sudah menimpa mereka. Material yang jatuh dari ketinggian 200 meter itu terpental hingga lebih dari 15 meter.

 

Tak pelak, mereka yang beristirahat di bawah tebing itu langsung tertimpa pasir bercampur bebatuan. Tak sedikit batu yang berukuran sangat besar. Bisa ditebak, mereka yang tak bisa menghindar langsung tewas. Korban tewas rata-rata tertimpa batu dan terkubur pasir bercampur batu. Bahkan, beberapa saksi mengungkapkan, ada yang perutnya robek karena terkena batu tajam. Sementara itu, korban yang terluka berat rata-rata mengalami perdarahan di kepala.

 

MALANG - Kondisi bukit gundul dan penambangan pasir yang tak terkendali kembali memakan korban warga yang tinggal di sekitarnya. Sembilan orang tewas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News