Lord Didi

Oleh Dahlan Iskan

Lord Didi
Dahlan Iskan dan istri bersama Didi Kempot. Foto: disway.id

Mendengar Pamer Bojo versi piano itu saya juga ingat Pamer Bojo versi Tiara runner up Indonesian Idol RCTI tahun ini. Di grand final Tiara menyanyikan Pamer Bojo --dipopkan. Lihatlah Pamer Bojo Tiara di YouTube: sudah ditonton 26 juta kali!

Tentu sudah terlalu banyak yang mengulas kehebatan lagu-lagu Didi Kempot. Namun saya tetap tidak bisa menjawab: mengapa sejak dua tahun lalu Didi Kempot begitu diidolakan di kampus-kampus.

Para mahasiswa --di mana pun-- begitu gilanya pada lagu-lagu Didi Kempot. Yang semua berideologi patah hati, hancur batin, dan siksa perasaan.

Sebegitu banyaknyakah mahasiswa yang patah hati --lalu merasa terwakili oleh lagu seperti Pamer Bojo?

Saya ingat pertunjukan 4 bulan lalu di Surabaya. Didi Kempot diundang oleh Unesa (d/h IKIP Surabaya). Saya diundang juga untuk hadir.

Begitu gila para mahasiswa di konser itu. Mereka tumplek bernyanyi bersama, berjingkrat, berjirolupatmonemtuwolu dan bertakgintakgintak bersama sang raja.

Sebelum acara dimulai saya diminta ke balik panggung. Baku kangen.

Saya pun sempat saling cipika-cipiki. Demikian juga istri saya. Itulah pertemuan terakhir saya dengan sang raja.

Saya juga kaget Didi Kempot begitu cepat meninggal dunia. Di usianya yang baru 53 tahun. Namun lagu-lagunya akan tetap abadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News