LPEM UI: Kehadiran Beras Impor Tak Sesuai Harapan Masyarakat

LPEM UI: Kehadiran Beras Impor Tak Sesuai Harapan Masyarakat
LPEM UI Riyanto menilai sejauh ini keberadaan beras impor belum mampu menurunkan harga beras di tingkat konsumen. Ilustrasi beras: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Riyanto menilai sejauh ini keberadaan beras impor belum mampu menurunkan harga beras di tingkat konsumen.

"Adanya beras impor ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena sampai saat ini harganya tetap tinggi," ujar Riyanto, Kamis (9/2).

Riyanto mengatakan, seharusnya Pemerintah sejak awal menghitung secara detail, timing, dan dampak dari kebijakan impor.

Apalagi, ungkap dia, kebijakan dilakukan di saat petani akan menghadapi panen raya.

"Kebijakan yang paling tepat menurut saya adalah melakukan penyerapan gabah petani saat panen raya," katanya.

Melansir data Info Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC), harga beras per 4 Februari 2023 lalu masih di posisi tinggi yakni Rp 11.589 per kg dengan kondisi stok beras di PIBC sebagai barometer nasional hanya 12.234.

Berdasarkan data KSA BPS, kemudian setanding crop kementan, laporan daerah dan tinjauan di lapangan beras Indonesia dalam kondisi melimpah.

Produksi beras di Jawa Barat pada Februari dan Maret misalnya, masing-masing mencapai 392.805 ton dan 893.428 ton.

LPEM UI Riyanto menilai sejauh ini keberadaan beras impor belum mampu menurunkan harga beras di tingkat konsumen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News