Luka Tidak
Oleh: Dahlan Iskan
Pak Jokowi tentu juga bisa mengatakan: ''Saya pun sebenarnya juga terluka'''. Atau ''Bukan saya yang melukai. Tetapi saya yang dilukai''.
Seperti juga Pak SBY pernah meluruskan apa yang terjadi sampai dikesankan berkhianat.
Kita semua tidak tahu persis apa yang terjadi. Terluka dan tidak terluka adalah soal perasaan. Penyelam kelas laut dalam pun tidak bisa menyelami perasaan orang lain secara benar.
Seandainya luka itu ada dan sudah sulit disembuhkan, maka untuk apa lagi Gibran tidak jadi bergabung sebagai cawapres Prabowo? Untuk apa lagi Pak Jokowi tidak terang-terangan memihak Prabowo?
Sebagai presiden yang sekarang tentu beliau bisa menganalisis dengan baik: siapa yang dianggap lebih bisa meneruskan pembangunan yang sudah ia lakukan.
Pak Jokowi tahu Ganjar. Luar dalam. Juga tahu Prabowo. Luar dalam. Hanya Anies yang beliau kurang tahu luar dalam. Atau tidak mau tahu.
Tentu ini sulit-sulit gampang, apalagi setelah PDI Perjuangan mengumumkan calon wakil presiden pasangan Ganjar: Prof Dr Moh. Mahfud MD. Sambutan publik luar biasa. Inilah pasangan yang sama-sama "miskin".
Setidaknya tidak punya dana melimpah. Inilah cawapres yang tidak perlu mengucapkan komitmen akan setor berapa triliun rupiah.
Saya tidak bisa menduga seberapa dalam luka di hati Bu Mega. Yang Anda tahu: ketika merasa dikhianati SBY tahun 2003/2004, lukanyi begitu dalam.
- Catatan Dahlan Iskan soal Kasus Vina Cirebon: Aneh
- Vina Doa
- Erick Thohir Antusias dengan Program Makan Bergizi Gratis dari Prabowo-Gibran
- Suara Mengempis di Pileg 2024, Riyanta Ambil Formulir Cawagub Jateng dari PDIP
- Gibran Akui Program Makan Siang Gratis Makin Dikenal Gegara Olok-Olokan Netizen
- Kereta Cepat SFO-LA