Lukisan Berbahan Ampas Kopi, Ditawar Rp 30 Juta tak Dilepas

Lukisan Berbahan Ampas Kopi, Ditawar Rp 30 Juta tak Dilepas
Imam Subandi yang sudah bertahun melukis, masih harus menggali intisari warna gelap-terang dari ampas kopi. Foto: Nur Wachid/Radar Ponorogo/JPNN.com

Dari hasil percobaan pertamanya, dia mendapatkan pelajaran penting. Selain harus memilih karakter ampas kopi, Imam juga bisa mengenali gelap-terang dari ampas kopi. Itu sangat memengaruhi hasil lukisan yang digarapnya. Ketika Imam salah menempatkan karakter pekat ampas kopi, lukisan gagal.

Otomatis dia harus mengulangi kembali dari awal. Ketidakpastian sifat warna ampas kopi itu menjadi tantangan tersendiri. Menjadi pembeda ketika melukis dengan cat seperti yang biasa dia kerjakan. Sejak itu, dia menjadi pelukis ampas kopi satu-satunya di Bumi Reyog.

‘’Satu lukisan ukuran 60x40 sentimeter butuh dua-tiga hari. Tergantung tingkat kerumitan. Kalau sketsa wajah bisa hitungan jam,’’ ungkap pria kelahiran 1975 itu.

Lukisan yang dia buat biasanya berkaitan dengan cerita pewayangan. Dia kerap menggoreskan legenda suatu daerah. Agar, masyarakat semakin menghargai sejarah yang merupakan warisan leluhur. Lukisan Baru Klinthing tembus puluhan juta karena ampas kopi tidak bakal luntur dari kanvas. ‘’Dicampur dahulu dengan racikan, jadi tidak bakal luntur,’’ sambungnya.

Karya fenomenalnya mengantarkan Imam mengikuti pameran lukisan di berbagai kota besar. Mulai Surabaya, Semarang, Madiun, hingga Jogjakarta. Mengukuhkan hobi melukis yang sejatinya mulai tumbuh sejak TK. Kendati baru menekuni 2002 lalu. Selain melukis yang terlahir dari ide dan imajinasi, Imam juga menerima pesanan.

Dia juga aktif membina pemuda dan warga setempat membatik. ‘’Kenapa pengerjaan bisa lama, karena memang mencari idenya itu yang cukup lama. Sesuai dengan mood,’’ ucap suami Eka Santiani itu. *** (fin)


Tidak hanya menggunakan cat warna, Imam Subandi juga melukis dengan bahan ampas kopi yang punya nilai seni tinggi.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News