Luluh Lantak, Terisolasi, Kelaparan, Memprihatinkan

Luluh Lantak, Terisolasi, Kelaparan, Memprihatinkan
Tim penyelamat dan penduduk mencari para korban yang selamat dari terjangan tsunami Selat Sunda di sepanjang pantai Lampung Selatan. Foto: Ferdi Awed/AFP

jpnn.com, LAMPUNG SELATAN - Pengungsi korban tsunami Selat Sunda di Kabupaten Lampung Selatan membutuhkan bantuan pangan dan sandang, segera.

Mereka tersebar dari pesisir Lampung Selatan hingga pulau-pulau sepanjang Selat Sunda.

Warga yang berada di dua pulau, Pulau Sebesi dan Sebuku, masih terisolasi. Kapal-kapal mereka banyak rusak akibat terempas gelombang tsunami. Ribuan warga masih bertahan di bukit-bukit kepulauan khawatir tsunami susulan.

Warga pesisir Kalianda, Lampung Selatan, terutama Desa Waymuli, yang selamat dari terjangan tsunami Sabtu (22/12), pukul 21.30 WIB langsung mengamankan diri ke kaki Gunung Rajabasa. Kondisi mereka memprihatinkan, tanpa pangan dan sandang.

Nur, warga Dusun Pangkal, Rajabasa yang ikut mengungsi ke kaki Gunung Rajabasa mengatakan rumah dan isi miliknya luluh lantak diterjang tsunami. Dia dan keluarga hanya membawa badan ke pengungsian.

Masih banyak masyarakat yang mengungsi ke Gunung Rajabasa. Mereka berasal dai sembilan desa, yakni di Desa Batubalak, Gunjir, Waymuli, Desa Suka Rajabasa, Desa Sukaraja, Desa Banding, Desa Canti, dan Pulosebesi.

Desa Waymuli Timur termasuk yang terparah terkena tsunami. Dari desa ini, 15 warga tewas. Total, dengan desa-desa lain, korban tewas sudah mencapai 35 orang hingga Minggu (23/12), pukul 13.00 WIB.

Di pengungsian pada malam hari, gelap gulita. Mereka berlindung di gubuk-gubuk dan terpal-terpal, bukan tenda. Mereka juga kelaparan.

Ribuan pengungsi korban tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan membutuhkan bantuan segera.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News