Luluk PKB: Ada Capres yang Bilang Demokrasi Mahal, akan Dibongkar dalam Hak Angket
Terlebih lagi, kata alumnus Universitas Indonesia (UI) itu, seorang capres pernah menyebut demokrasi di tanah air berantakan dan mahal.
Angket, kata dia, bakal membongkar segala hal yang membuat demokrasi di Indonesia seperti disebut capres dengan diksi berantakan dan mahal.
"Ada capres yang mengatakan bahwa demokrasi sangat lelah sangat jorok dan mahal. Ini yang harus kita bongkar di hak angket. Kenapa demokrasi kita yang di usianya sudah seharusnya matang, tetapi melelahkan dan mahal," kata Luluk.
Eks Ketum PB Kopri PMII itu mengatakan demokrasi yang mahal tidak boleh dinormalisasi sehingga wacana angket tak usah dilakukan.
"Jangan dianggap kewajaran dalam berdemokrasi karena demokrasi menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran integritas dan juga menjunjung etika moral," kata dia.
Sebelumnya, capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyatakan demokrasi di Indonesia masih berantakan dan membutuhkan biaya sangat mahal.
"Demokrasi itu sangat-sangat berantakan, demokrasi itu sangat-sangat mahal," ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada Mandiri Investment Forum, Selasa (5/2). (ast/jpnn)
Legislator DPR RI Luluk Nur Hamidah menganggap wacana mewujudkan hak angket sejalan dengan keresahan seorang capres terhadap demokrasi.
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Aristo Setiawan
- Persiapan Pilkada 2024, PPP Siap Berkolaborasi dengan Parpol Lain
- Komisi II DPR RI Dorong Revisi UU Pemilu di Awal Periode 2024-2029
- Hubungan dengan Rizky Irmansyah Dituding Rekayasa, Nikita Mirzani Sebut Nama Prabowo
- PBMA Ajak Semua Pihak Patuhi Keputusan MK
- Waketum PAN: Penggunaan Hak Angket di DPR Tidak Diperlukan
- Soal Erick Thohir Langgar Aturan Pemilu Dimentahkan MK