Lulusannya Bercita-Cita Jadi Opsir Gereja

Lulusannya Bercita-Cita Jadi Opsir Gereja
Ilustrasi. Dok/JPNN
Soal perbedaan keyakinan yang ada pada peserta didiknya, Ramli mengatakan itu tidak pernah menjadi masalah. Baginya semuanya dianggap sama dan tidak pernah dibeda-bedakan. Justru katanya semangat Muhammadiyah itulah yang terlihat selama ini, sesuai prinsipnya "Lakum dinukum waliaddin’’ (bagimu agamamu dan bagiku agamaku.red)," katanya.

Sangat menarik, saat ini dari 153 siswa yang terdaftar 87 diantaranya adalah siswa nasrani, dan untuk sebuah sekolah yang beridentitas Islam fakta tersebut menjadi satu gambaran penting tentang bagaimana perbedaan harusnya saling menempatkan diri dan bersanding.

Ke depan, bersama pihak sekolah dengan 22 orang guru, Ramli mengatakan terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan SMK Muhammadiyah ini, meski saat ini fasilitas yang ada belum sepenuhnya menunjang namun hal tersebut tak menyurutkan niat untuk bisa sejajar dengan sekolah-sekolah lainnya dalam hal mutu.

Jika tahun sebelumnya siswa hanya bisa memilih satu kejuruan saja yakni administrasi perkantoran, mulai tahun ini akan ada penambahan jurusan baru yakni ‘’Berpikir Ilmiah, Berahklak Mulia’’. Sementara itu, cukup menggembirakan pula bahwa di dua tahun penamatan, hasil persentase kelulusan yang diperoleh pun tidak mengecewakan. 

BERBEDA itu ternyata indah. Slogan yang mengusung perdamaian ini dipraktekkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah di Kecamatan Marawola,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News