Maaf, PPP Ogah Pisahkan Agama dari Politik

Maaf, PPP Ogah Pisahkan Agama dari Politik
Ketua Umum PPP M Romahurmuziy. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Surabaya, M Romahurmuziy menyatakan ketidaksetujuannya pada pendapat Presiden Joko Widodo tentang pemisahan agama dan politik. Romi -panggilan akrab Romahurmuziy- menegaskan, agama dan politik merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.

Menurut Romi, PPP menempatkan agama sebagai landasan dalam berpolitik. "Di mana agama adalah landasan atau pondasi dan kekuasaan adalah penjaga agama," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (27/3).

Romi menambahkan, agama yang tidak dijaga oleh politik kemungkinan besar akan tergusur. Sedangkan politik yang tidak dilandasi agama akan berjalan tersesat dan hanya maju di urusan duniawi saja.

"Gerakan untuk menghilangkan agama dari politik, perlahan-lahan mulai bangkit lagi di Indonesia. Untuk itu, kita harus bersama-sama menyadarkan mereka bahwa agama adalah sebuah sistem yang menuntun ke arah kebaikan," tutur Romi.

Dia menegaskan, agama tidak pernah mengajarkan kejelekan sehingga tidak semestinya dijauhi. Sementara pemimpin yang tidak memiliki bekal ilmu agama akan tersesat dalam berpolitik.

"Sampai-sampai ada yang mengatakan, jangan bawa-bawa agama dalam politik. Saya ingin mengatakan, ini terjadi karena terbatasnya pemahaman tentang agama," sambungnya.

Kendati demikian, pria kelahiran Sleman, Yogyakarta itu setuju dengan pendapat untuk tidak membawa Tuhan dalam kampanye. Sebab, katanya, justru Tuhan dan agama yang melandasi kampanye.

"Allah dan agama menjadi dasar bagi PPP untuk bergerak dan bertindak. Selain itu, Allah dan agama menjadi sasaran dan tujuan dalam menegakkan NKRI," pungkas Romi.

Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Surabaya, M Romahurmuziy menyatakan ketidaksetujuannya pada pendapat Presiden Joko Widodo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News