Maaf Ya, Tapi Cangkul Impor Memang Diburu Konsumen Tuh
.jpg)
Bahkan jumlah pesananpun sampai ratusan, berbeda dengan cangkul lokal yang dibeli dalam porsi satuan, itupun mayoritas petani.
"Katanya sih lebih kuat dibanding produk lokal padahal harganya tidak beda jauh, untuk cangkul impor Rp 45 ribu sedangkan lokal hanya Rp 35 ribu," jelasnya.
Kata Nurlatifah, dalam satu bulan toko bangunannya biasa memesan cangkul impor pada supllier di Jakarta sampai tiga kali transaksi.
Itupun tergantung bila banyaknya proyek pembangunan terkadang bila sedang sepi order tokonya hanya memesan satu kali.
"Satu kali transaksi paling dua lusin tapi itu tidak menentu," terangnya.
Sementara itu pedagang cangkul di Pasar Kosambi, Osin (44) mengungkapkan, keberadaan barang impor di pasaran memang membatu konsumen untuk menentukan pilihan.
Tapi alangkah baiknya pemerintah bersikap untuk memperhatikan nasib para pengrajin lokal.
"Saya jual cangkul lokal karena setiap kali memesan selalu ada beda kalau impor katanya sih harus banyak," tuturnya.
BANDUNG - Keputusan pemerintah merestui ekspor cangkul dari Tiongkok tengah menjadi pembicaraan hangat. Kebijakan itu dinilai menunjukkan ketidakberpihakan
- Perluas Layanan, KAI Logistik hadirkan 43 Service Point Baru
- Marga Trans Nusantara Terus Tingkatkan Kualitas Jalan Tol Kunciran–Serpong
- Pelindo Terminal Petikemas Targetkan Perpindahan ke Makassar New Port Tuntas 2027
- Krakatau Steel Mencatatkan Pendapatan Rp 15,42 Triliun Pada 2024
- Lewat New BIONS, BNI Bidik Investor Muda Kelola Investasi
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Rabu 7 Mei 2025 Naik Lagi, Berikut Daftarnya