Maaf...IDI Tetap Surabaya Tolak Dokter Layanan Primer

jpnn.com - SURABAYA -Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tegas menolak program pendidikan dokter layanan primer (DLP) milik Kementerian Kesehatan.
Pasalnya, program itu dinilai akan tumpang-tindih dengan program spesialis.
Sejak Juni lalu, Kemenkes bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengumumkan program DLP bagi dokter.
Dalam program pendidikan tersebut, dokter diharuskan untuk menempuh pendidikan agar bisa berpraktik di layanan primer. DLP berjalan selama dua tahun.
"Yang menjadi aneh itu karena seperti menyetarakan dengan spesialis," tutur Ketua IDI Surabaya dr Poedjo Hartono SpOG.
Poedjo menambahkan, dengan adanya program DLP tersebut, seorang dokter akan lebih lama untuk bisa berpraktik.
Misalnya, sekolah kedokteran harus ditempuh setidaknya dalam waktu tujuh tahun.
Selanjutnya, mereka harus melalui ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI) yang diselenggarakan pemerintah.
SURABAYA -Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tegas menolak program pendidikan dokter layanan primer (DLP) milik Kementerian Kesehatan. Pasalnya,
- Hakim Menolak Permohonan Praperadilan Tersangka Korupsi PMI Palembang
- Gubernur Rudy Mas’ud Mengunjungi Kediaman Dedi Mulyadi, Ini yang Bahas
- Kepala BNN: 10 Wilayah Ini Rawan Terjadi Penyelundupan Narkoba
- Malik Nuh Jaidi: Harmoni Keluarga yang Menguatkan Langkah Bisnis
- Tuntaskan Kemiskinan, Khofifah Bersama Muslimat NU Terbukti Mampu Mengatasi Persoalan Rakyat
- Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah Capai 80 Persen, Peran TNI-Polri Dinilai Signifikan