Maaf...IDI Tetap Surabaya Tolak Dokter Layanan Primer

Maaf...IDI Tetap Surabaya Tolak Dokter Layanan Primer
Demo dokter. Foto: dok.JPG

jpnn.com - SURABAYA -Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tegas menolak program pendidikan dokter layanan primer (DLP) milik Kementerian Kesehatan.

Pasalnya, program itu dinilai akan tumpang-tindih dengan program spesialis.

Sejak Juni lalu, Kemenkes bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengumumkan program DLP bagi dokter.

Dalam program pendidikan tersebut, dokter diharuskan untuk menempuh pendidikan agar bisa berpraktik di layanan primer. DLP berjalan selama dua tahun.

 "Yang menjadi aneh itu karena seperti menyetarakan dengan spesialis," tutur Ketua IDI Surabaya dr Poedjo Hartono SpOG.

Poedjo menambahkan, dengan adanya program DLP tersebut, seorang dokter akan lebih lama untuk bisa berpraktik.

 Misalnya, sekolah kedokteran harus ditempuh setidaknya dalam waktu tujuh tahun.

Selanjutnya, mereka harus melalui ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI) yang diselenggarakan pemerintah.

SURABAYA -Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tegas menolak program pendidikan dokter layanan primer (DLP) milik Kementerian Kesehatan. Pasalnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News