Maaf...IDI Tetap Surabaya Tolak Dokter Layanan Primer

Maaf...IDI Tetap Surabaya Tolak Dokter Layanan Primer
Demo dokter. Foto: dok.JPG

Setelah lulus, para dokter harus menjalankan internship (magang) selama dua tahun.

"Kalau harus DLP, kapan dokter bisa praktik?" ujarnya.

Selama ini di layanan primer sudah ada dokter umum dan dokter keluarga.

 Dengan begitu, menurut Poedjo, kebijakan tersebut terlalu berlebihan.

 "Seharusnya Kemenkes mengatur soal distribusi dokter atau fasilitas kesehatan di daerah itu seperti apa," saran Poedjo.

Spesialis obstetri dan ginekologi itu mengatakan bahwa penolakan terhadap DLP tersebut dilakukan serentak secara nasional

. "Di Surabaya besok (hari ini, Red) juga ada aksi, tapi hanya di kantor IDI," ucapnya.

Sementara itu, anggota Komite Etik IDI Jawa Timur dr Urip Murtedjo mengatakan bahwa peningkatan pelayanan kesehatan masih bisa ditempuh dengan berbagai cara.

SURABAYA -Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tegas menolak program pendidikan dokter layanan primer (DLP) milik Kementerian Kesehatan. Pasalnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News