Mahasiswa dan Pemuda Harus Jadi Benteng NKRI dari Ancaman Radikalisme

Mahasiswa dan Pemuda Harus Jadi Benteng NKRI dari Ancaman Radikalisme
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa dan generasi muda Indonesia wajib memiliki pertahanan diri dalam menghadapi serangan paham radikal terorisme.

Apalagi, faktanya ada beberapa kampus di Indonesia yang sudah 'disusupi' kelompok tersebut dan menularkan ajarannya, baik radikal terorisme dan khilafah dengan tujuan merusak persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saat ini sudah ada kampus yang justru menjadi basis kelompok yang ingin memecah belah NKRI dengan tujuan mendirikan negara khilafah. Ini harus diwaspadai. Kalau adik-adik mahasiswa dan generasi muda tidak mempunyai benteng pertahanan dari kelompok radikal terorisme ini, risikonya sangat besar yaitu perpecahan NKRI," kata Ketua Umum GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Rabu (3/5).

Seperti diketahui, beberapa waktu digelar Deklarasi Khilafah yang diadakan Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB bekerja sama dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) chapter kampus IPB.

Menurut Yaqut, kegiatan ini jelas telah bertentangan dengan NKRI dan seharusnya pemerintah, dalam hal ini aparat keamanan segera bertindak dengan membubarkan HTI.

Namun, faktanya, sejauh ini belum ada tindakan nyata untuk membubarkan HTI, yang jelas-jelas ingin mendirikan negara khilafah.

"Saya juga bingung apa sih yang ditunggu sehingga penanganan HTI ini terkesan lamban. Inilah yang bisa menimbulkan banyak spekulasi. Padahal jelas mereka menolak HTI," ungkap Gus Tutut, panggilan karib Yaqut Cholil Qoumas.

Dia khawatir bila hal ini terus dibiarkan akan muncul spekulasi jangan-jangan HTI ini 'mainan'.

Mahasiswa dan generasi muda Indonesia wajib memiliki pertahanan diri dalam menghadapi serangan paham radikal terorisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News