Mahasiswa Internasional Sudah Kembali ke Australia, Tetapi Kesulitan Menghadapi Biaya Hidup yang Tinggi

Mahasiswa Internasional Sudah Kembali ke Australia, Tetapi Kesulitan Menghadapi Biaya Hidup yang Tinggi
Dahlia Rera Oktasiani sudah bekerja di beberapa tempat sejak tiba di Australia bulan November 2022. (Supplied)

Menerima dengan tangan yang lebih terbuka

Semua mahasiswa yang dihubungi oleh ABC mengatakan bahwa mereka yang datang ke Australia untuk belajar merasa dimanfaatkan untuk mengisi lowongan kerja yang tidak diminati orang Australia. 

Namun di sisi lain, mereka juga mengakui sistem pendidikan di Australia lebih baik dibandingkan di negara mereka masing-masing.

"Mahasiswa internasional semacam sapi perah bagi mereka. Biaya kuliah di sini tiga atau empat kali lipat lebih mahal dibandingkan mahasiswa lokal," kata Sanchit Jain.

"Ya [situasi] yang timbal-balik. Saya merasa dimanfaatkan, tapi di saat yang sama saya ke sini untuk belajar karena kualitas di sini lebih baik dibandingkan di negara saya.'

Kevin Vuong di Adelaide berharap universitas dan pemerintah menurunkan biaya kuliah dan membantu meringankan biaya kesehatan.

Nancy Arthur, Dekan Masalah Penelitian di UniSA Business di Adelaide mengatakan sudah banyak melakukan penelitian mengenai transisi ke lapangan kerja bagi mahasiswa internasional.

Dia mengatakan dengan semakin banyak mahasiswa internasional yang sudah kembali lagi, Australia harus "menyambut dengan tangan yang lebih terbuka dan tidak hanya memperlakukan mereka sebagai komoditas.

"Kita harus berpikir lebih luas dari sekadar bagaimana mendatangkan mahasiswa internasional," katanya.

Pada tahun 2020, Perdana Menteri Australia ketika itu, Scott Morrison, meminta mahasiswa internasional untuk pulang bila mereka tidak bisa membiayai diri sendiri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News