Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia

Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia
Mahasiswi Melbourne University asal Jakarta, Trisha Ramadhania, mengaku sering merasa terisolasi sejak menjalani kuliah online selama setahun. (Supplied)

Clarissa adalah mahasiswi program Bachelor of Science pada University of Melbourne, yang mengajukan permohonan visa pelajar pada bulan Oktober tahun lalu.

Saat itu dia sudah mengetahui bahwa perbatasan Australia masih ditutup untuk mahasiswa internasional.

"Ketika perbatasan nantinya dibuka, saya tak perlu khawatir untuk mengajukan visa lagi dan langsung bisa pergi ke Australia," katanya.

Dia mengatakan tidak keberatan membayar karantina hotel untuk masuk ke Australia dan menghadiri kuliah di kampus.

"Saat saya memutuskan untuk kuliah di Australia, saya berharap bisa mendapatkan pengalaman, bagaimana rasanya tinggal dan kuliah di sana," ujarnya.

"Tak banyak yang saya dapatkan dari kelas (online), dan sangat sulit membangun pertemanan dari kuliah online."

Mempertimbangkan kuliah di negara lain

Ketua kelompok mahasiswa Asian International Students of Australia, Kalyan Cherukuti, menyebutkan reputasi negara ini sebagai penyedia jasa pendidikan sedang terancam.

"Saat ini situasinya sangat jelek dari segi branding," ujarnya kepada ABC.

Sempat pulang ke Jakarta, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News