Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia

Clarissa adalah mahasiswi program Bachelor of Science pada University of Melbourne, yang mengajukan permohonan visa pelajar pada bulan Oktober tahun lalu.
Saat itu dia sudah mengetahui bahwa perbatasan Australia masih ditutup untuk mahasiswa internasional.
"Ketika perbatasan nantinya dibuka, saya tak perlu khawatir untuk mengajukan visa lagi dan langsung bisa pergi ke Australia," katanya.
Dia mengatakan tidak keberatan membayar karantina hotel untuk masuk ke Australia dan menghadiri kuliah di kampus.
"Saat saya memutuskan untuk kuliah di Australia, saya berharap bisa mendapatkan pengalaman, bagaimana rasanya tinggal dan kuliah di sana," ujarnya.
"Tak banyak yang saya dapatkan dari kelas (online), dan sangat sulit membangun pertemanan dari kuliah online."
Mempertimbangkan kuliah di negara lain
Ketua kelompok mahasiswa Asian International Students of Australia, Kalyan Cherukuti, menyebutkan reputasi negara ini sebagai penyedia jasa pendidikan sedang terancam.
"Saat ini situasinya sangat jelek dari segi branding," ujarnya kepada ABC.
Sempat pulang ke Jakarta, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya