Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia

Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia
Mahasiswi Melbourne University asal Jakarta, Trisha Ramadhania, mengaku sering merasa terisolasi sejak menjalani kuliah online selama setahun. (Supplied)

"Ambil contoh kasus India. Dalam beberapa bulan terakhir mereka ramai-ramai menggunakan tagar #LetUsBacktoAus di Twitter. Mereka juga melakukan aksi damai di New Delhi."

Namun seorang agen pendidikan di Jakarta, Janto Sugiharto, mengatakan banyak calon mahasiswa di Indonesia tetap ingin kuliah di luar negeri di tengah situasi pandemi.

Dia mengaku banyak kliennya merasa "optimis" dengan pembukaan perbatasan tak lama setelah mendapatkan visa mereka. Namun ada pula yang menunda masa studinya demi menghindari kuliah online.

"Sejumlah calon mahasiswa memilih kuliah di Indonesia, atau Amerika Serikat dan Inggris karena perbatasan mereka tetap terbuka," jelasnya.

Akibat tak bisa kembali masuk ke Australia, Akshit Basin, akhirnya memutuskan pindah kuliah ke AS.

Mahasiswa asal Haryana, India, ini meninggalkan Sydney untuk liburan singkat ke negaranya pada Maret 2020, tanpa menyadari dia tak akan bisa masuk lagi ke Australia untuk sementara.

Akshit tak bisa mendapatkan pengecualian untuk masuk dan masih memiliki mobil, barang, pekerjaan, dan studinya di bidang otomotif yang tak bisa dilakukan secara online.

"Kuliah saya lebih banyak praktek. Saya telah mengajukan (pengecualian) sebanyak lima kali," ujarnya kepada ABC.

Sempat pulang ke Jakarta, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News